Jumat, 26 Januari 2018

Hakikat Ulang Tahun


Saat berulang tahun, sebenarnya bertambah atau berkurangkah umur kita? Jika ditinjau dari kapan dilahirkan, maka wajar jika disebut bertambah umur kita. Namun, juga tidak dapat dipungkiri bahwa jatah umur kita berkurang setahun dari jumlah yang telah ditetapkan oleh Allah swt terhadapnya.
Sadar atau tidak, dan suka atau tidak, kita semua akan kembali kepada-Nya pada waktu yang telah ditentukan. Sesungguhnya kita akan binasa atau hancur dan kembali kepada Allah swt, karena “Sesungguhnya setiap segala sesuatu pasti akan hancur (binasa)." (QS Al-Qhasash : 88).

Ulang tahun merupakan momen untuk muhasabah atau instropeksi diri mengenai semua hal yang telah kita perbuat selama ini.   Apakah kita sudah banyak melakukan amal baik di usia yang semakin menua ini? Ataukah lebih dominan amal yang buruk? Lalu seberapa besar kita mengisi umur dengan amal baik, amal ketaatan, atau amal sholeh? Seberapa besar kemanfaatan dan kemaslahatan yang sudah kita tebarkan untuk ummat lainnya? 

Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam sebuah hadits. Dari Syaddan bin Aus ra. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Orang yang cerdas itu adalah yang menghitung dirinya di dunia sebelum dihitung di akhirat, dan yang bekerja untuk masa sesudah kematiannya. Dan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya tapi berharap kepada Allah." Juga diriwayatkan bahwa Umar r.a. berkata, "Hitung-hitunglah dirimu sebelum kau dihitung di hari kiamat."

Di setiap ulang tahun, meski tidak kita rayakan, pasti sebagian besar teman dan keluarga mengucapkan selamat dan mendoakan. Ada yang mendoakan panjang umur, semakin sukses, semakin bahagia, dan sebagainya. Selama doa itu baik, kita tak berhak menolaknya. Namun, alangkah bijaknya saat kita mendoakan teman, tidak hanya mendoakan panjang umur saja.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Panjang umur bagi seseorang tidak selalu berbuah baik, kecuali kalau dihabiskan dalam menggapai keridhaan Allah dan ketaatan-Nya. Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya. Sementara orang yang paling buruk adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amalannya.”



Karena itulah, kita perlu menambah doa tersebut dengan lebih bijak. Sebagai contoh: “Semoga Allah mengaruniakan panjang umur yang manfaat dan berkah”. Atau bisa juga, “Semoga Allah mengaruniakan panjang umur dalam kebaikan dan keta’atan kepada-Nya.”



Semoga di momen hari ulang tahun, kita semua bisa meresapi makna yang terkandung, untuk berterima kasih serta bersyukur atas kenikmatan, kesehatan jasmani dan rohani, serta kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri di sisa umur kita. Baarokallah fii ‘umrinaa.










2 komentar:

  1. Nice sharing dik, terima kasih sudah diingatkan, tulisannya juga sudah runut baguuuss...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih suportnya Mbak. Kutunggu saran dan masukannya

      Hapus