Saat berulang tahun, sebenarnya bertambah
atau berkurangkah umur kita? Jika ditinjau dari kapan dilahirkan, maka
wajar jika disebut bertambah umur kita. Namun, juga tidak dapat dipungkiri
bahwa jatah umur kita berkurang setahun dari jumlah yang telah ditetapkan oleh
Allah swt terhadapnya.
Sadar atau tidak, dan suka atau tidak,
kita semua akan kembali kepada-Nya pada waktu yang telah ditentukan. Sesungguhnya kita akan binasa atau hancur
dan kembali kepada Allah swt, karena “Sesungguhnya setiap segala sesuatu
pasti akan hancur (binasa)." (QS Al-Qhasash : 88).
Ulang tahun merupakan momen untuk muhasabah atau instropeksi diri mengenai semua hal yang telah kita perbuat selama ini. Apakah kita sudah banyak melakukan amal baik di usia yang semakin
menua ini? Ataukah lebih dominan amal yang buruk? Lalu seberapa besar kita mengisi
umur dengan amal baik, amal ketaatan, atau amal sholeh? Seberapa besar
kemanfaatan dan kemaslahatan yang sudah kita tebarkan untuk ummat lainnya?
Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam
sebuah hadits. Dari Syaddan bin Aus ra. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Orang
yang cerdas itu adalah yang menghitung dirinya di dunia sebelum dihitung di akhirat, dan yang bekerja untuk masa sesudah kematiannya. Dan orang yang
lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya tapi berharap kepada Allah."
Juga diriwayatkan bahwa Umar r.a. berkata, "Hitung-hitunglah dirimu
sebelum kau dihitung di hari kiamat."
Di setiap ulang tahun, meski tidak kita rayakan, pasti sebagian besar teman dan
keluarga mengucapkan selamat dan mendoakan. Ada yang mendoakan panjang
umur, semakin sukses, semakin bahagia, dan sebagainya. Selama doa itu baik,
kita tak berhak menolaknya. Namun, alangkah bijaknya saat kita mendoakan teman, tidak hanya mendoakan panjang umur saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah
menjelaskan, “Panjang umur bagi seseorang tidak selalu berbuah baik, kecuali
kalau dihabiskan dalam menggapai keridhaan Allah dan ketaatan-Nya. Sebaik-baik
orang adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya. Sementara orang
yang paling buruk adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amalannya.”
Karena itulah, kita perlu menambah doa
tersebut dengan lebih bijak. Sebagai contoh: “Semoga Allah mengaruniakan panjang
umur yang manfaat dan berkah”. Atau bisa juga, “Semoga Allah mengaruniakan
panjang umur dalam kebaikan dan keta’atan kepada-Nya.”
Semoga di momen hari ulang tahun, kita semua bisa
meresapi makna yang terkandung, untuk berterima kasih serta bersyukur atas kenikmatan,
kesehatan jasmani dan rohani, serta kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki
diri di sisa umur kita. Baarokallah fii ‘umrinaa.
|
Nice sharing dik, terima kasih sudah diingatkan, tulisannya juga sudah runut baguuuss...
BalasHapusTrimakasih suportnya Mbak. Kutunggu saran dan masukannya
Hapus