Belajar dari Elang Kecil
Elang merupakan
unggas yang mampu terbang jauh dengan kecepatan hingga 160 km per jam dan dapat
mencengkram mangsanya dengan cakarnya yang kuat. Paruhnya yang tidak bergigi tetapi
memiliki bentuk yang bengkok dan kuat, sanggup untuk mengoyak daging mangsanya.
Daya penglihatan seekor elang dapat mencapai 5 km. Namun, meski elang mewarisi
kemampuan-kemampuan yang kuat tersebut secara genetik, bukan berarti mereka
tidak berlatih dan berjuang saat masih kecil.
Elang kecil
mulai berlatih terbang saat mencapai usia 2 atau 3 bulan. Beberapa bahkan lebih
cepat, terutama bagi elang kecil yang tidak suka berbagi sarang dengan
saudaranya. Saat awal belajar terbang pasti mengalami jatuh-bangun. Tak ada
satu burung elang pun yang langsung sukses terbang saat pertama kali mencoba.
Pada
beberapa kasus, ada elang muda yang takut keluar sarang dan belajar terbang.
Maka orang tuanya akan terbang di sekeliling sarang sambil memancing anaknya
dengan makanan favorit. Jadi tak benar pendapat yang mengatakan orang tua elang
sengaja menendang anaknya agar berani terbang.
Bagaimanapun,
seekor elang muda harus punya keberanian untuk keluar dari sarangnya yang
nyaman. Karena pada usia sekitar 6 bulan elang muda harus bisa terbang sendiri
tanpa pengawasan orang tuanya lagi. Mereka juga belajar mencari umpan
dengan melihat serta mengikuti orang tuanya saat berburu. Mereka belajar
terbang tinggi, mengintai, lalu terjun secepatnya mencengkeram mangsanya (disarikan dari berbagai sumber).
Sahabat..
Bisa jadi kita adalah salah satu keturunan orang hebat. Bisa keturunan presiden, Ulama, pahlawan, ataupun tokoh nasional. Atau bisa jadi keturunan bangsawan, ningrat, orang sakti atau orang kaya. Namun, bukan berarti kita berbangga diri dan merasa cukup dengan mewarisi nama besar mereka. Kita harus belajar dan berlatih mengasah potensi yang kita miliki. Situasi dan lingkungan yang kita hadapi tidak selalu sama dengan yang dihadapi orang tua kita. Kita harus siap dengan kenyataan dan situasi di lingkungan sekitar kita, serta menghadapinya dengan penuh keberanian.
Jangan menyerah pada keadaan. Ibarat elang kecil yang sedang berlatih terbang, saat jatuh dia bangun lagi. Bisa jadi kita gagal dalam suatu hal, namun jangan menyerah. Banyak potensi dari manusia yang dapat dikembangkan. Andaipun kita gagal dalam satu aspek kehidupan, Allah akan memberi kesuksesan di aspek yang lain. Saat menghadapi masalah, kita memiliki dua pilihan: menyerah dengan keadaan atau berusaha sekuat tenaga untuk menghadapi realitas, melakukan sesuatu dengan kerja keras dan keluar sebagai pemenang.
Kita harus berani untuk keluar dari zona nyaman. Seperti elang yang harus berani keluar dari sarangnya yang nyaman, untuk terbang ke angkasa hingga menjadi tangguh dan berani. Hanya dengan keberanian melakukannya, kita bisa mengetahui dunia yang luas, dan bisa terbang tinggi mencapai apa yang kita impikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar